Ini Strategi Makro-prudensial BI Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi…

….. Bank sentral juga mengaktifkan kembali Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk menjaga makroprudensial supaya pertumbuhan kredit tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Dalam konteks saat ini, lanjut Juda, adalah pertumbuhan kredit terlalu rendah sehingga perlu didorong.
“RIM masih di bawah 80 persen. Ini kita dorong kembali normal menjadi 84-94 persen. Sebuah level yang bisa dikatakan optimal, tidak terlalu rendah tidak terlalu tinggi. Tapi kita lakukan secara bertahap, pertama 75 persen, September 80 persen, Januari 84 persen,” ujar Juda.
Komentar:
LDR atau loan to deposit ratio adalah jumlah kredit dibagi dengan jumlah dana masyarakat (sekarang termasuk juga obligasi yang diterbitkan bank). Tugas bank adalah ingin mengoptimalkan agar LDR ada pada posisi ideal antara bahaya risiko likuiditas (LDR terlalu tinggi) dan biaya memelihara aset likuid (apabila LDR terlalu rendah), yang pada artikel diatas disebutkan antara 94-94%. Apabila LDR terlalu rendah, artinya banyak dana menganggur di bank yang ‘terpaksa’ diparkir sebagai simpanan di BI, dibelikan SBN atau disimpan pada bank lain. Untuk bank ini bukan pilihan terbaik, agar pendapatan nya lebih optimal, bank ingin menyalurkan kelebihan dana tersebut dalam bentuk kredit, tapi tidak menimbulkan masalah utama yang ingin dihindari, yaitu kredit bermasalah. Kalau bank menjadi bermasalah, belajar dari pengalaman tahun 1998 dimana banyak bank ditutup, masalah ini juga merupakan beban yang tidak mudah bagi otoritas untuk mengatasinya.
Agar bank mau menyalurkan kredit pada zaman Covid ini, otoritas tidak bisa memaksakan misalnya dengan minta bank agar menurunkan bunga kredit. Masalah sebenarnya adalah permintaan kredit lemah, karena permintaan produk juga lemah akibat penerapan PSBB dan sejenis nya. Kalau ditelusuri, akar permasalahannya adalah Covid 19 masih menjadi ancaman. Cara mitigasi nya ya dengan menghilangkan ancaman tersebut, yaitu lebih tegas dalam menerapkan protokol kesehatan, mencegah kerumunan dan mempercepat proses vaksinasi untuk seluruh masyarakat.
Kalau upaya2 ini berhasil yang ditunjukkan penambahan positive virus melandai terus, maka PSBB dan sejenis nya dapat dilonggarkan dan dicabut, masyarakat mulai belanja lagi, produk mesti ditambah oleh produsen, dan diperlukan kredit akan meningkat dengan sendirinya.